Minggu, 02 Maret 2014
Contoh Tugas Statistik Analisis Deskriptif
PENDAHULUAN
Dalam tugas ilmiah ini penulis menjelaskan statistik deskriptif sebagai pemhasan pertama yang akan dibahas. Dalam statistik deskriptif ini, penulis melakukan penelitian yaitu” Antusias Masyarakat Untuk Pemilihan Presiden 2014”. Statistik deskriptif merupakan proses transformasi data penelitian dalam bentuk tabulasi sehingga mudah dipahami dan diinterpretasikan. Statistik deskripstif berfungsi mempelajari tata cara pengumpulan, pencatatan, penyusunan dan penyajian data penelitian dalam bentuk tabel frekuensi atau grafik dan selanjutnya dilakukan pengukuran nilai-nilai statistiknya seperti mean/rerata aritmetik, median, modus, deviasi standar. Pada umumnya memberikan informasi mengenai karakteristik variabel penelitian utama dan data demografi responden.
Pada penelitian selanjutnya, dilakukan uji persyaratanan analisis, yaitu uji homogenitas, uji normalitas dan uji linieritas. Uji persyaratan analisis diperlukan guna mengetahui apakah analisis data untuk pengujian hipotesis dapat dilanjutkan atau tidak. Beberapa teknik analisis data menuntut uji persyaratan analisis. Analisis varian mempersyaratkan bahwa data berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan kelompok-kelompok yang dibandingkan homogen. Oleh karena itu analisis varian mempersyaratkan uji normalitas dan homogenitas data. Pada bagian ini dibahas berbagai pengujian persyaratan analisis, seperti uji normalitas, uji homogenitas, uji linearitas.
Dan akan dibahas Korelasi atau asosiasi (hubungan antara variable variabel) yang diminati. Di sini akan disoroti dua aspek untuk analisis korelasi, yaitu apakah data sampel yang ada menyediakan bukti cukup bahwa ada kaitan antara variabel-variabel dalam populasi asal sampel. Dan yang kedua, jika ada hubungan, seberapa kuat hubungan antar variabel tersebut. Keeratan hubungan itu dinyatakan dengan nama koefisien korelasi (atau dapat disebut korelasi saja). Sedangkan Analisis regresi digunakan untuk tujuan peramalan, dimana dalam model tersebut ada sebuah variabel dependen (tergantung) dan variabel independen (bebas).
Mata kuliah statistika bagi mahasiswa sangat diperlukan terutama ketika seorang mahasiswa harus mengumpulkan, mengolah, menganalisis dan menginterprestasikan data untuk pembuatan skripsi, thesis atau disertasi. Dalam hal ini pengetahuan statistik dipakai dalam menyusun metodologi penelitian.
Sebagai suatu ilmu, kedudukan statistika merupakan salah satu cabang dari ilmu matematika terapan. Oleh karena itu untuk memahami statistika pada tingkat yang tinggi, terebih dahulu diperlukan pemahaman ilmu matematika.
No Data : 156
ANALISIS DESKRIPTIF
Judul Penelitian : Antusias Masyarakat Untuk Pemilihan Presiden 2014
Variabel yang mempengaruhi :
X1 : Pengetahuan Masyarakat kepada orang-orang yang ingin mencalonkan diri
X2 : Strategi yang digunakan para calon untuk mencari simpati masyarakat
Y : Kepercayaan Masyarakat kepada orang-orang yang mencalonkan diri menjadi Presiden
BAB I
Pemilihan Umum (Pemilu) adalah proses pemilihan orang-orang untuk mengisi jabatan-jabatan tertentu. Pemilu merupakan salah satu usaha untuk mempengaruhi rakyat secara persuasif (tidak memaksa). Dalam Pemilu, para pemilih dalam Pemilu juga disebut konstituen, dan kepada merekalah para peserta Pemilu menawarkan janji-janji dan program-programnya pada masa kampanye. Kampanye dilakukan selama waktu yang telah ditentukan, menjelang hari pemungutan suara. Namun pada penelitian ini saya akan memaparkan tentang “Antusias masyarakat terhadap pemilu presiden 2014”.
Hal ini dirasa sangat perlu mengingat antusias masyarakat untuk mengikuti Pemilihan Umum (Pemilu) setiap tahun makin berkurang. Ini terbukti dari menurunnya tingkat partisipasi rakyat hingga 21 persen pada 2009 lalu. Maka perlu dilakukan kembali koreksi untuk mengangkat partisipasi masyarakat dalam pelaksana pemilu di tinggat pusat hingga tingkat daerah, untuk bisa memastikan masyarakat menggunakan hak pilihnya pada pelaksanaan Pemilu 9 Juni 2014 mendatang.
Disini Saya mengambil kota Kabupaten LABUHAN BATU sebagai daerah penelitian. Pengumpulan data saya lakukan dengan mengajukan instrument atau pertanyaan sebanyak 30 butir kepada 50 responden dengan sesi pilihan jawaban sebagai berikut :
a) Sangat Penting
b) Penting
c) Kurang Penting
d) Tidak penting
ANTUSIAS MASYARAKAT TERHADAP PEMILU PRESIDEN 2014
Berdasarkan hasil penelitian yang telah saya lakukan, maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut:
Pengetahuan Masyarakat kepada orang-orang yang ingin mencalonkan diri
Berdasarkan hasil observasi yang telah saya lakukan, didapatilah hasil respon dari masyarakat bahwa pengetahuan masyarakat kepada orang-orang yang ingin mencalonkan diri itu penting. Dari penelitian yang saya lakukan, Masyarakat Labuhan Batu menganggap penting mempunyai pengetahuan dalam mengenal orang-orang atau nama-nama yang mencalonkan diri, sebagian dari masyarakat tersebut ada yang menganggap kurang penting untuk mengetahui orang-orang yang ingin mencalonkan diri, dan sebagian kecil dari masyarakat ada yang sangat menganggap penting untuk mengetahui orang-orang yang mencalonkan diri.
Adapun alasan yang saya temukan dari hasil penelitian yang menunjukkan respon Kurang Penting mengenal orang-orang yang ingin mencalonkan diri adalah karena mereka hanya mengumbar janji-janji sehingga banyak masyarakat yang kurang memperdulikan dan menanggapi pemilu yang akan dilaksanakan. Dan sangat sedikit yang menganggap penting mengenal orang-orang yang ingin mencalonkan diri, Dan itupun adalah masyarakat yang memang benar-benar memberikan pilihan suaranya dan benar-benar memiliki pengetahuan luas dan memang mengenal calon-calon presiden tersebut.
Sebagai warga negara kita harus peduli untuk; pertama: Dengan penuh kesadaran memberikan hak pilih/suara disetiap hajatan (pesta) demokrasi itu. penting di saat Pileg, Pilpres, termasuk pilkada. Kedua: menggunakan hak pilih kita dengan mengenal lebih dalam calon pemimpin atau calon wakil rakyat pilihan kita. Karena, di tangan merekalah kita menyerahkan keterwakilan kita dalam pengelolaan negara dan pemerintahan. Termasuk setiap sumber daya (keuangan) yang digunakan untuk penyelenggaraan pembangunan. Baik itu pekerjaan fisik maupun program-program pembangunan yang menyentuh langsung ke masyarakat.
Lantas apa jadinya, jika kita salah memilih wakil rakyat? Jawabannya tentu saja seperti yang biasa di berita, di televisi, koran, radio atau media massa lainnya. Bentuknya bisa korupsi, penyalahgunaan wewenang, kongkalingkong, hingga ada yang tidak mengerti tugasnya sebagai wakil rakyat. Karenanya penting untuk kita suka atau tidak suka, untuk mengenali lebih dekat profil orang yang bakal jadi wakil kita, baik untuk pusat maupun daerah. Agar hak politik kita dapat diperjuangkan dan diwakili sepenuhnya secara sadar dan benar oleh mereka.
Untuk mengenal siapa calon wakil kita yang akan duduk di parlemen, yang pertama tentu wajib kita kenali betul pribadinya. Siapa dan bagaimana keluarganya, termasuk dalam hal ini adalah pendidikan, karir atau pekerjaan, dan pengalamannya berorganisasi.
Dengan mengenal latar belakang pribadi calon pemimpin atau wakil rakyat, kita kemudian akan memahami sisi dalam mereka secara lebih personal, lebih dekat. Sehingga bisa saja ada semacam relasi yang seirisan secara emosional, misalnya kekerabatan, kekeluargaan, kesamaan profesi, kemampuan dasar (kompentensi) profesional si calon, hingga pada akhirnya kita dapat mengukur kadar integritasnya.
Latar belakang pribadi biasanya dapat lebih bisa menjadi ukuran yang pasti ketimbang bentuk-bentuk pencitraan yang dilakukan calon dengan menebar atribut kampanye dengan berbagai pose diri dan kalimat-kalimat janji yang sudah dipoles sana-sini. Di sini pula sesungguhnya banyak calon wakil rakyat diuji untuk berani membuka latar pribadinya sebagai pertaruhan nama pentingnya kelak.
Demikian pula dengan pemilih, mereka akan lebih merasa dihargai ketika berjalin komunikasi penting secara politik maupun perasaan pribadinya. Terlebih di era Indonesia yang selera masyarakatnya sangat melodramatik, terkadang pencitraan atau isu mengaburkan pemilih dalam mengenal siapa sosok sebenarnya calon wakil mereka secara objektif.
Dari penjelasan diatas, dapatlah diambil simpulan bahwasanya memang sudah sepantasnya rata-rata masyarakat Labuhan Batu harus lebih sangat menambah pengetahuan dan mengenal satu per satu orang-orang yang ingin mencalonkan diri sebagai presiden.
Strategi yang digunakan para calon untuk mencari simpati masyarakat
Berdasarkan hasil observasi yang telah saya lakukan setiap calon presiden menggunakan strategi untuk menarik simpati masyarakat direspon atau dipandang penting bagi calon pemilih untuk memilih calon presiden berarti calon presiden sudah menggunakan strategi yang tepat untuk menarik simpati pemilih atau calon pemilih untuk memilih diri mereka sebagai calon presiden bahkan strategi yang mereka gunakan untuk menarik perhatian pemilih untuk memilih mereka dianggap masyarakat sangat penting.
Menjadi wakil rakyat, pemahamannya juga dapat berarti memegang kewenangan-kewenangan “sakti” atas nama rakyat. Dengan fungsi seperti dua mata pisau. Di mana kewenangan tersebut bisa digunakan sepenuhnya untuk menyuarakan suara dan kepentingan hajat hidup orang banyak. Sisi lain bisa pula kemudian menjual “atas nama rakyat” untuk kepentingan tertentu. Apalagi kewenangan-kewenangan itu juga terkait erat dengan penggunaan kekayaan dan keuangan negara yang notabene hasil keringat rakyat.
Bukan rahasia lagi bahwa magnet politik kekuasaan membuat orang begitu tertarik ingin mendudukinya. Dengan tujuan sebagaimana kepentingan pribadinya, termasuk hasrat ingin dikenal, disegani, hingga memperkaya diri sendiri. Untuk urusan ini pasti semua sepertinya bersepakat untuk tidak memilih calon wakil rakyat macam itu.
Rekam jejak calon wakil rakyat setidaknya dapat menjadi patokan bagaimana si calon berperilaku sosial di tengah-tengah masyarakatnya. Jika baik dia, besar kemungkinan akan timbul reaksi positif, dan sebaliknya jika buruk peranannya di masyarakat maka akan buruk juga tanggapannya dari masyarakat. Hal ini umumnya dibuktikan masyarakat dengan keikutsertaan si calon dalam organisasi-organisasi sosial di masyarakat, perannya sebagai tokoh maupun posisinya sebagai panutan orang banyak.
Maka dapat disimpulkan dengan strategi yang mereka terapkan untuk menarik simpati masyarakat untuk memilih mereka sudah dianggap penting oleh masyarakat karena dengan adanya strategi dari para calon presiden masyarakat dapat mengetahui apa-apa saja program yang nantinya akan dijalankannya.
Kepercayaan Masyarakat terhadap orang-orang yang mencalonkan diri yang ingin menjadi Presiden
Salah satu bentuk pengaplikasian demokrasi adalah memilih Presiden, MPR, DPD, DPR, Bupati/wali kota sampai pada pemilihan kepala desa, hal ini dimaksudkan supaya yang memimpin Negara ini adalah berasal dari pilihan rakyat sehingga pemimpin Negara dimaknai sebagai representase dari harapan rakyat.
Untuk memulihkan kepercayaan rakyat, perlu adanya regulasi baru dan tindakan cepat agar tercipta pemilu yang berkualitas. Saya rasa yang wajib dilakukan dalam jangka pendek ini ialah dikeluarkannya aturan mengenai pembatasan dana kampanye dan keterbukaan akan sosok pemimpin yang berlaga dalam pemilu.
Terbukti salah satu lembaga survey telah melakukan penelitian dan dari hasil penelitian tersebut ditemukan 80% masyarakat Indonesia tidak percaya lagi dengan anggota DPR. Artinya bahwa kalaupun mereka memilih calon anggota DPR kelak itu bukan karena visi dan misinya tapi karena uangnya, sebab masyarakat tahu pasti bahwa nanti jika calon tersebut duduk maka mereka akan dilupakan dan janji-janjinya hanya akan menjadi lagu lama yang akan didengungkan kembali pada saat akan pemilihan legislative lagi.
Kenyataan tersebut yang mendorong masyarakat untuk memilih wakil rakyat bukan karena kepantasannya tapi karena uangnya. Artinya masyarakat menjadikan momen pemilihan sebagai momen merampok orang kaya yang maju mencalonkan dan tidak lagi berharap kelak pada saat orang yang mereka pilih duduk di parlemen akan memperjuangkan aspirasi mereka.
Berdasarkan observasi yang saya lakukan kepercayaan masyarakat terhadap orang-orang yang ingin mencalonkan diri menjadi presiden itu kurang. masyarakat mempunyai kepercayaan yang kurang terhadap setiap orang yang ingin mencalonkan diri menjadi presiden dikarenakan setiap calon mempunyai caranya sendiri untuk memperkenalkan diri agar bisa dipercaya oleh masyarakat khususnya calon pemilih dan karena kepandaian mereka untuk mendapatkan kepercayaan dari calon pemilih mereka mendapatkan respon yang kurang penting dari masyarakat.
BAB II
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
DATA PENELITIAN
No X1 X2 Y X12 X22 Y2
1 100 63 112 10000 3969 12544
2 58 108 114 3364 11664 12996
3 68 65 69 4624 4225 4761
4 67 90 98 4489 8100 9604
5 93 101 103 8649 10201 10609
6 101 97 113 10201 9409 12769
7 67 83 65 4489 6889 4225
8 88 100 112 7744 10000 12544
9 75 50 66 5625 2500 4356
10 66 70 68 4356 4900 4624
11 94 53 107 8836 2809 11449
12 74 76 85 5476 5776 7225
13 80 96 108 6400 9216 11664
14 93 60 80 8649 3600 6400
15 62 45 56 3844 2025 3136
16 62 68 73 3844 4624 5329
17 83 82 94 6889 6724 8836
18 61 80 78 3721 6400 6084
19 75 48 72 5625 2304 5184
20 101 84 128 10201 7056 16384
21 64 70 77 4096 4900 5929
22 72 100 95 5184 10000 9025
23 61 61 60 3721 3721 3600
24 80 99 101 6400 9801 10201
25 93 73 113 8649 5329 12769
26 89 104 106 7921 10816 11236
27 80 88 105 6400 7744 11025
28 76 83 93 5776 6889 8649
29 76 72 76 5776 5184 5776
30 67 61 71 4489 3721 5041
31 57 75 60 3249 5625 3600
32 83 70 67 6889 4900 4489
33 69 57 90 4761 3249 8100
34 65 62 76 4225 3844 5776
35 67 89 76 4489 7921 5776
36 97 83 100 9409 6889 10000
37 75 75 88 5625 5625 7744
38 99 77 115 9801 5929 13225
39 101 88 101 10201 7744 10201
40 96 101 66 9216 10201 4356
41 69 72 82 4761 5184 6724
42 73 97 98 5329 9409 9604
43 82 78 113 6724 6084 12769
44 68 70 74 4624 4900 5476
45 63 77 59 3969 5929 3481
46 103 100 136 10609 10000 18496
47 75 91 93 5625 8281 8649
48 69 81 73 4761 6561 5329
49 87 74 98 7569 5476 9604
50 75 70 79 5625 4900 6241
Jumlah 3889 3917 4442 312899 319147 413614
ANALISIS DESKRIFTIF
Variabel: Pengetahuan masyarakat kepada orang-orang yang ingin mencalonkan diri (X1)
100 58 68 67 93 101 67 88 75 66
94 74 80 93 62 62 83 61 75 101
64 72 61 80 93 89 80 76 76 67
57 83 69 65 67 97 75 99 101 96
69 73 82 68 63 103 75 69 87 75
Mean (Rata-rata)
Apabila data telah kita kelompokkan dalam daftar distribusi frekuensi, maka data tersebut akan menyatu dengan data yang lain sehingga keaslian data tersebut akan menyatu dengan data yang lain menurut kelasnya. Untuk menghitung rata – rata kelompok maka diambil titik tengah setiap kelasnya , yaitu jumlah dari ujung atas kelas dan ujung bawah kelas setiap interval dibagi 2. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari kemungkinan data yang ada disetiap interval mempunyai nilai yang lebih besar atau lebih kecil dari nilai titik tengahnya. Jika biasanya kita menyatakan data dengan symbol X maka untuk nilai tengah interval yang kita jadikan sebagai data tersebut kita simbolkan dengan x.
Untuk menghitung nilai rata-rata pada data kelompok dapat dirumuskan seperti berikut :
Keterangan :
: mean (rata-rata)
∑▒x : sigma nilai X ke 1 sampai X ke n
n : jumlah data
1 = = 3899/50 = 77,98
Butir pertanyaan ada 30, dengan keterangan jawaban sebagai berikut :
Sangat Penting : 4
Penting : 3
Kurang Penting : 2
Tidak penting : 1
Pemaknaannya = 77,98/30=2,59 Dibulatkan menjadi 3 termasuk kedalam kategori “Penting”
Keterangan:
Ternyata hasil Rata-rata yang didapat dari hasil pembagian nilai rata-rata dengan jumlah instrumen yang diberikan ini berarti bahwa masyarakat Labuhan Batu mempunyai pengetahuan dalam mengenal orang-orang atau nama-nama yang mencalonkan diri yang mereka anggap penting, sebagian dari Masyarakat tersebut ada yang menganggap kurang penting untuk mengetahui dan mengenal orang-orang yang mencalonkan diri dan sebagian juga ada yang merasa tidak penting untuk mengenal orang-orang yang ingin mencalonkan diri, dan sebagian kecil dari masyarakat ada yang sangat mengenal orang-orang yang mencalonkan diri karena merasa itu sangat penting.
Simpangan Baku dan Variansi
VAR1 = = √((50 (312899)- 〖(3899)〗^2)/(50(50-1))) = 180,713
SD1 = 13,442
Jadi, Variansi dan simpangan baku dari data diatas adalah 180,713 dan 13,442
Keterangan:
Variansi
Variansi merupakan jumlah kuadrat semua deviansi nilai-nilai individual terhadap data-data kelompok. Didalam variansi terdapat nilai tersirat, yaitu jika variansi lebih dekat data maksimum, maka perbedaan respon yang diberikan menghasilkan rentang yang sangat bervariansi. Variansi melebihi nilai maksimal data yaitu: 103. Hal ini berarti pengetahuan masyarakat kepada orang-orang yang ingin mencalonkan diri sangat beragam sehingga jumlah skor data yang diberikan responden sangat beragam atau bervariasi.
Simpangan Baku
Simpangan baku kurang dari nilai minimal data yaitu: 57. Hal ini berarti skor yang diberikan terhadap instrument kecil atau rata-rata sama.
Distribusi Frekuensi
Distribusi frekuensi dibuat berdasarkan aturan Sturges:
Rentang : R = 103 – 57 = 46
Penting kelas : k = 1 + 3,3 Log (50) = 6,606 dibulatkan menjadi 7
Panjang kelas interval : p = 46/6,606 = 6,963 dibulatkan menjadi 7
Batas bawah kelas interval : 55,5
Berdasarkan nilai tersebut dibuat Histogram dan tabel distribusi frekuensi:
Tabel Distribusi Frekuensi Data Kelompok Variabel X1
Klp Rentang Nilai Frekuensi Persentase Persentase Kumulatif
1 55,5 - 62,5 6 12 12
2 62,5 - 69,5 13 26 38
3 69,5 - 76,5 10 20 58
4 76,5 - 83,5 6 12 70
5 83,5 - 90,5 3 6 76
6 90,5 - 97,5 6 12 88
7 97,5 - 104,5 6 12 100
J u m l a h 50 100
Keterangan
Untuk data kelompok 1, 55+63 = 118. Kemudian 118/2 = 59 dibagi dengan 30 yang merupakan jumlah instrument maka didapat hasilnya adalah 1,96. Hasil skornya adalah 1,96 Ini berarti bahwa responden pada kelompok ini kurang menganggap penting pengetahuan dan pengenalan terhadap orang-orang yang ingin mencalonkan diri.
Untuk data kelompok 2, 62+70 = 132. Kemudian 132/2 = 66 dibagi dengan 30 yang merupakan jumlah instrument maka didapatkan hasilnya adalah 2,2. Maka skor yang didapat adalah 2 yang artinya Responden pada kelompok ini kurang penting dalam menyikapi pengenalan kepada terhadap orang-orang yang ingin mencalonkan diri.
Untuk data kelompok 3, 69+77 = 146. Kemudian 146/2 = 73 dibagi dengan 30 yang merupakan jumlah instrument maka didapatkan hasilnya adalah 2,43. Maka skor yang didapat untuk menyimpulkannya bahwa responden pada kelompok ini masyarakat memiliki pengetahuan kurang penting atau kurang banyak dalam tahap pengenalan kepada orang-orang yang ingin mencalonkan diri sebagai presiden.
Untuk data kelompok 4, Data dapat disimpulkan dengan cara: 76+84 = 160. Lalu 160/2 = 80. Kemudian 80 dibagi dengan jumlah instrumennya yaitu 30 didapat hasilnya adalah 2,66. Maka skor yang didapat menyimpulkan bahwa responden pada kelompok ini penting dalam artian masyarakat memiliki pengetahuan kepada orang-orang yang ingin mencalonkan diri.
Untuk data kelompok 5, Data dapat disimpulkan dengan cara: 83+91 = 174. Lalu 174/2 = 87. Kemudian 87 dibagi dengan jumlah instrumennya yaitu 30 didapat hasilnya adalah 2,9. Maka skor yang didapat menyimpulkan bahwa responden pada kelompok ini mempunyai pengenalan yang penting dalam yang mengenal para calon-calon presiden.
Untuk data kelompok 6, Data dapat disimpulkan dengan cara: 90+98 = 188. Lalu 188/2 = 94. Kemudian 94 dibagi dengan jumlah instrumennya yaitu 30 didapat hasilnya adalah 3,13. Maka skor yang didapat menyimpulkan bahwa responden pada kelompok ini masyarakat mempunyai begitu pengetahuan dan penting dalam pengenalan kepada orang-orang yang ingin mencalonkan diri untuk menjadi presiden.
Untuk data kelompok 7, Data dapat disimpulkan dengan cara: 97+105 = 202. Lalu 202/2 = 101. Kemudian 101 dibagi dengan jumlah instrumennya yaitu 30 didapat hasilnya adalah 3,36. Maka skor yang didapat menyimpulkan bahwa responden pada kelompok ini Penting pengetahuannya akan orang-orang yang ingin mencalonkan diri menjadi presiden.
Modus
M0 = b + p ( ) = 62,5 + 7 ( 7/(7+3) ) = 67,4
Modus adalah data yang paling sering muncul, pada table data kelompok diatas data yang paling sering muncul adalah pada rentang kelas 62,5 – 69,5 sebanyak 13 responden.
Keterangan :
Modus atau nilai (skor) yang paling banyak keluar dari data tersebut yaitu :
Jumlah Pertanyaan 30 = 67,4/30= 2,24 termasuk kedalam kategori “Kurang Penting”
Jadi, Data ini sesuai seperti data pada table distribusi frekuensi yang memberikan kesimpulan bahwa sebagian besar responden mempunyai pengetahuan yang kurang kepada yang ingin mencalonkan diri sebagai calon presiden.
Median
Me = b + p = 69,5 + 7 ( (25-19)/10 ) = 73,7
Jumlah Pertanyaan 30 = 73,7/20= 3,685 Dibulatkan menjadi 4 termasuk kedalam kategori “Sangat Penting”
Jadi, Data ini sesuai seperti data pada table distribusi frekuensi yang memberikan kesimpulan bahwa sebagian besar responden mempunyai pengetahuan yang sangat penting terhadap nama-nama yang ingin mencalonkan diri sebagai calon presiden.
Grafik histogram yang terbentuk adalah sebagai berikut:
Grafik Histogram Variabel X1
Variabel: Strategi yang digunakan para calon untuk mencari simpati masyarakat (X2)
Mean (Rata-rata)
1 = = 3917/50 = 78,34
Butir pertanyaan ada 30, dengan keterangan jawaban sebagai berikut :
Sangat penting : 4
Penting : 3
Kurang penting : 2
Tidak penting : 1
Maknaannya = 78,34/30=2,61 Dibulatkan menjadi 3 termasuk kedalam kategori “Penting”
Ternyata rata-rata dari 2,61 ini berarti rata-rata masyarakat berpendapat bahwasanya strategi yang digunakan para calon untuk mencari simpati masyarakat sudah penting dan hampir mendekati sangat penting. dan sebahagian masyarakat bependapat kurang penting, dan hanya sebahagian kecil masyarakat yang berpendapat bahwa strategi yang digunakan para calon presiden tidak penting dalam mencari simpati masyarakat.
Simpangan Baku dan Variansi
VAR2 = = √((50 (319147)- 〖(3917)〗^2)/(50(50-1))) = 250,80
SD2 = 15,836
Jadi, Variansi dan simpangan baku dari data diatas adalah 250,80 dan 15,836
Keterangan:
Variansi
Variansi merupakan jumlah kuadrat semua deviansi nilai-nilai individual terhadap data-data kelompok. Didalam variansi terdapat nilai tersirat, yaitu jika variansi lebih dekat data maksimum, maka perbedaan respon yang diberikan menghasilkan rentang yang sangat bervariansi. Variansi melebihi nilai maksimal data yaitu: 108. Hal ini berarti pengetahuan masyarakat kepada orang-orang yang ingin mencalonkan diri sangat beragam sehingga jumlah skor data yang diberikan responden sangat beragam atau bervariasi.
Simpangan Baku
Simpangan baku kurang dari nilai minimal data yaitu: 45. Hal ini berarti skor yang diberikan terhadap instrument kecil atau rata-rata sama.
Distribusi Frekuensi
Distribusi frekuensi dibuat berdasarkan aturan Sturges:
Rentang : R = 108 – 45 = 63
Penting kelas : k = 1 + 3,3 Log (50) = 6,606 dibulatkan menjadi 7
Panjang kelas interval : p = 63/6,606 = 9,537 dibulatkan menjadi 10
Batas bawah kelas interval : 41,5
Berdasarkan nilai tersebut dibuat Histogram dan tabel distribusi frekuensi:
Tabel Distribusi Frekuensi Data Kelompok Variabel
Klp Rentang Nilai Frekuensi Persentase Persentase Kumulatif
1 41,5 - 51,5 3 6 6
2 51,5 - 61,5 5 10 16
3 61,5 - 71,5 9 18 34
4 71,5 - 81,5 12 24 58
5 81,5 - 91,5 10 10 78
6 91,5 - 101,5 9 28 96
7 101,5 - 111,5 2 4 100
J u m l a h 50 100
Keterangan:
Untuk data kelompok 1, Data dapat disimpulkan dengan cara: 41+51 = 93. Lalu 93/2 = 46,6. Kemudian 87 dibagi dengan jumlah instrumennya yaitu 30 didapat hasilnya adalah 1,55. Maka skor yang dapat menyimpulkan bahwa responden pada kelompok ini Kurang Penting dalam menangggapi strategi yang digunakan para calon untuk mencari simpati masyarakat.
Untuk data kelompok 2, Data dapat disimpulkan dengan cara: 52+61 = 113. Lalu 113/2 = 56,6. Kemudian 56,5 dibagi dengan jumlah instrumennya yaitu 30 dapat hasilnya adalah 1,88. Maka skor yang didapat menyimpulkan bahwa responden pada kelompok ini tidak penting dalam menangggapi strategi yang digunakan para calon untuk mencari simpati masyarakat.
Untuk data kelompok 3, Data dapat disimpulkan dengan cara: 62+71 = 133. Lalu 133/2 = 66,5. Kemudian 66,5 dibagi dengan jumlah instrumennya yaitu 30 dapat hasilnya adalah 2,21. Maka skor yang didapat menyimpulkan bahwa responden pada kelompok ini Kurang Penting dalam menangggapi strategi yang digunakan para calon untuk mencari simpati masyarakat. Dan menunjukkan sebagian kecil responden yang sangat penting dalam mengenali strategi yang digunakan para calon dalam mencari simpati masyarakat.
Untuk data kelompok 4, Data dapat disimpulkan dengan cara: 72+81 = 153. Lalu 153/2 = 76,5. Kemudian 76,5 dibagi dengan jumlah instrumennya yaitu 30 didapati hasilnya adalah 2,55. Maka skor tersebut yang dapat menyimpulkan bahwa responden pada kelompok ini Kurang Penting dalam menangggapi strategi yang digunakan para calon untuk mencari simpati masyarakat.
Untuk data kelompok 5, Data dapat disimpulkan dengan cara: 82+91 = 173. Lalu 173/2 = 86,5. Kemudian 86,5 dibagi dengan jumlah instrumennya yaitu 30 didapati hasilnya adalah 2,88. Maka skor tersebut yang dapat menyimpulkan bahwa responden pada kelompok ini Penting dalam menangggapi strategi yang digunakan para calon untuk mencari simpati masyarakat.
Untuk data kelompok 6, Data dapat disimpulkan dengan cara: 92+101 = 193. Lalu 193/2 = 96,5. Kemudian 96,5 dibagi dengan jumlah instrumennya yaitu 30 didapati hasilnya adalah 3,21. Maka skor tersebut yang dapat menyimpulkan bahwa responden pada kelompok ini Penting dalam menangggapi strategi yang digunakan para calon untuk mencari simpati masyarakat.
Untuk data kelompok 7, Data dapat disimpulkan dengan cara: 102+111 = 213. Lalu 213/2 = 106,5. Kemudian 106,5 dibagi dengan jumlah instrumennya yaitu 30 didapati hasilnya adalah 3,55. Maka skor tersebut yang dapat menyimpulkan bahwa responden pada kelompok ini Sangat Penting dalam menangggapi strategi yang digunakan para calon untuk mencari simpati masyarakat.
Modus
M0 = b + p ( ) = 71,5 + 10 ( 3/(3+2) ) = 77,5
Modus adalah data yang paling sering muncul, pada table data kelompok diatas data yang paling sering muncul adalah pada rentang kelas 71,5 – 81,5 sebanyak 12 responden.
Keterangan:
Modus atau nilai (skor) yang paling banyak keluar dari data tersebut yaitu :
Jumlah Pertanyaan 30 = 77,5/30= 2,58 Dibulatkan menjadi 3 termasuk kedalam kategori “Penting”
Jadi, Data ini sesuai seperti data pada table distribusi frekuensi yang memberikan kesimpulan bahwa sebagian besar responden menganggap penting dalam menanggapi strategi yang digunakan para calon untuk mencari simpati masyarakat, hanya sebagian kecil yang menganggap tidak penting dalam menanggapi akan strategi yang dilakukan.
Median
Me = b + p = 71,5 + 10 ( (25-17)/12 ) = 78,16
Jumlah Pertanyaan 30 = 78,16/30= 2,60 Dibulatkan menjadi 3 termasuk kedalam kategori “Penting”
Grafik histogram yang terbentuk adalah sebagai berikut:
Grafik Histogram Variabel X2
Variabel: Kepercayaan Masyarakat kepada orang-orang yang mencalonkan diri menjadi Presiden (Y)
Mean (Rata-rata)
1 = = 4442/50 = 88,84
Butir pertanyaan ada 30, dengan keterangan jawaban sebagai berikut :
Sangat penting : 4
Penting : 3
Kurang penting : 2
Tidak penting : 1
Maknaannya = 88,84/30=2,96 Dibulatkan menjadi 3 termasuk kedalam kategori “Penting”
Ternyata rata-rata dari 2,96 ini berarti rata-rata kepercayaan masyarakat terhadap orang-orang yang mencalonkan diri menjadi presiden adalah Penting atau percaya. Sebagian dari masyarakat ada yang kurang penting dalam kepercayaannya terhadap orang-orang yang mencalonkan diri namun sebagian kecil tidak penting menyikapi kepercayaannya akan orang-orang yang mencalonkan diri menjadi presiden.
Simpangan Baku dan Variansi
VAR1 = = √((50 (413614)- 〖(4442)〗^2)/(50(50-1))) = 387,4841
SD1 = 19,684
Jadi, Variansi dan simpangan baku dari data diatas adalah 387,4841 dan 19,684
Keterangan:
Variansi
Variansi merupakan jumlah kuadrat semua deviansi nilai-nilai individual terhadap data-data kelompok. Didalam variansi terdapat nilai tersirat, yaitu jika variansi lebih dekat data maksimum, maka perbedaan respon yang diberikan menghasilkan rentang yang sangat bervariansi. Variansi melebihi nilai maksimal data yaitu 136: Hal ini berarti pengetahuan masyarakat kepada orang-orang yang ingin mencalonkan diri sangat beragam sehingga jumlah skor data yang diberikan responden sangat beragam atau bervariasi.
Simpangan Baku
Simpangan baku kurang dari nilai minimal data yaitu: 56. Hal ini berarti skor yang diberikan terhadap instrument kecil atau rata-rata sama.
Distribusi Frekuensi
Distribusi frekuensi dibuat berdasarkan aturan Sturges:
Rentang : R = 136 – 56 = 80
Penting kelas : k = 1 + 3,3 Log (50) = 6,606 dibulatkan menjadi 7
Panjang kelas interval : p = 80/6,606 = 12,110 dibulatkan menjadi 13
Batas bawah kelas interval : 50,5
Berdasarkan nilai tersebut dibuat Histogram dan tabel distribusi frekuensi:
Tabel Distribusi Frekuensi Data Kelompok Variabel Y
Klp Rentang Nilai Frekuensi Persentase Persentase Kumulatif
1 50,5 - 63,5 4 8 8
2 63,5 - 76,5 14 28 36
3 76,5 - 89,5 7 14 50
4 89,5 - 102,5 11 22 72
5 102,5 - 115,5 12 24 96
6 115,5 - 128,5 1 2 98
7 128,5 - 141,5 1 2 100
J u m l a h 50 100
Modus
M0 = b + p ( ) = 63,5 + 13 ( 10/(10+7) ) = 71,2
Modus adalah data yang paling sering muncul, pada table data kelompok diatas data yang paling sering muncul adalah pada rentang kelas 63,5 – 76,5 sebanyak 14 responden.
Keterangan :
Jumlah pertanyaan 30 = 71,2/30= 2,37
Modus atau nilai (skor) yang paling banyak keluar dari data tersebut yaitu :
Jadi, Data ini sesuai seperti data pada table distribusi frekuensi yang memberikan kesimpulan bahwa sebagian besar responden memiliki kepercayaan yang penting terhadap orang-orang yang mencalonkan diri yang ingin menjadi presiden. sebagian lagi ada yang menyikapi sangat penting akan kepercayaan mereka terhadap calon presiden. Dan sebagian kecil ada yang tidak memiliki kepercayaan sama sekali terhadap orang-orang yang mencalonkan diri.
Median
Me = b + p = 76,5 + 13 ( (25-18 )/7) = 89,5
Jumlah pertanyaan 30 = 89,5/30 = 2,98
Grafik histogram yang terbentuk adalah sebagai berikut:
Grafik Histogram Variabel Y
BAB III
PENUTUP
Dari penjelasan dapat ditarik simpulan bahwasanya rata-rata Masyarakat Labuhan batu Menerima dan menyikapi dengan Cukup Penting dan hampir mendekati kategori Penting akan antusias masyarakatnya terhadap pelaksanaan pemilu presiden 2014 yang akan dilaksanakan. Ada beberapa faktor yang menyebabkan hal ini terjadi :
Masyarakat sudah cukup banyak yang mengenal dan memiliki pengetahuan akan orang-orang yang mencalonkan karena para calon telah memperkenalkan dirinya dari daerah kedaerah dan banyak menyebarkan sepanduk, kalender, logo dan lain lainnya.
Para calon telah banyak berkampanye melalui media cetak, seperti sepanduk, melalui radio bahkan secara langsung memperkenalkan dirinya kepada masyarakat.
Masyarakat terlalu mudah percaya akan setiap janji-janji yang diungkapkan dan masyarakat juga lebih memilih para calon yang lebih menyakinkan mereka dengan cara memberikan bingkisan, uang, hiburan, dll yang dapat membuat masyarakat ingat akan calon tersebut sehingga mereka percaya begitu saja.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar