BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Desain penelitian merupakan bagian
dari perencanaan penelitian yang menunjukkan usaha peneliti dalam melihat
apakah penelitian yang direncanakan telah memiliki validitas internal dan
validitas eksternal yang komprehensif.
Pada penelitian kualitatif, bentuk
desain penelitian dimungkinkan bervariasi karena sesuai dengan bentuk alami
penelitian kualitatif itu sendiri yang mempunyai sifat emergent dimana penomena
muncul sesuai dengan prinsip alami yaitu penomena apa adanya sesuai dengan yang
dijumpai oleh seorang peneliti dalam proses penelitian dilapangan.
Penelitian kualitatif dapat
dipandang juga sebagai penelitian partisipatif yang desain penelitiannya
memiliki sifat fleksibel atau dimungkinkan untuk diubah guna menyesuaikan dari
rencana yang telah dibuat, dengan gejala yang ada pada tempat penelitian yang
sebenarnya. Oleh karena itu seorang peneliti belum mengetahui tentang responden
dan apa yang akan ditanyakan kepada mereka, maka mereka diperbolehkan melakukan
perubahan.
Dalam penelitian kualitatif, bacaan
yang luas dan up to date merupakan syarat mutlak yang perlu dilakukan oleh
seorang peneliti guna mendalami teori yang relevan dengan permasalahan yang
hendak dipecahkan.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa Pengertian
Desain Penelitian Kualitatif?
2. Apa Saja Desain Pelaksanaan Penelitian?
3. Apa Saja
Unsur-Unsur Desain Penelitian Kualitatif?
4. Apa Saja Jenis-Jenis Desain
Penelitian?
5. Bagaimana Sistematika
Penulisan Laporan Penelitian Kualitatif?
C.
Tujuan
1. Mampu Mengetahui
Pengertian Desain Penelitian Kualitatif.
2. Mampu Mengetahui
Desain Pelaksanaan Penelitian.
3. Mampu Mengetahui
Unsur-Unsur Dalam Desain Penelitian Kualitatif
4. Mampu
Mengetahui Jenis-Jenis Desain Penelitian.
5. Mampu Mengetahui
Sistematika Penulisan Laporan Penelitian Kualitatif.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Desain Penelitian
Desain
penelitian merupakan suatu rencana dan struktur penelitian yang dibuat
sedemikian rupa agar diperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan penelitian.
Rencana tersebut merupakan program menyeluruh dari penelitian. Dalam rencana
tersebut tercakup hal-hal yang dilakukan peneliti mulai dari membuat hipotesis
dan implikasinya secara operasional sampai kepada analisis data akhir.[1]
Desain dari penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam
perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Dalam pengertian yang lebih sempit,
desain penelitian hanya mengenai pengumpulan dan analisis data saja, dan dalam
pengertian yang
luas, desain penelitian mencakup proses-proses berikut:[2]
a.
Identifikasi dan pemilihan masalah
penelitian.
b.
Pemilihan kerangka konseptual untuk
masalah penelitian serta hubungan-hubungan dengan penelitian sebelumnya.
c.
Memformulasikan
masalah penelitian termasuk membuat spesifikasi dari tujuan luas jangkau (scope), dan hipotesis
untuk diuji.
d.
Membangun penyelidikan atau
percobaan.
e.
Memilih serta memberikan defenisi
terhadap pengukuran variabel-variabel.
f.
Memilih prosedur dan teknik sampling
yang digunakan.
g.
Menyusun alat serta teknik untuk
mengumpulkan data.
h.
Membuat coding, serta mengadakan editing dan processing data.
i.
Menganalisis data serta pemilihan prosedur statistik untuk mengadakan
generalisasi serta inferensi statistik.
j.
Pelaporan hasil penelitian, termasuk proses penelitian, diskusi serta
interprestasi data, generalisasi, kekurangan-kekurangan dalam penemuan, serta
menganjurkan beberapa saran-saran dan kerja penelitian yang akan datang.
B.
Desain Pelaksanaan Penelitian
Desain pelaksanaan penelitian
meliputi proses membuat percobaan ataupun pengamatan serta memilih
pengukuran-pengukuran variable, memilih posedur dan teknik sampling, alat-alat
untuk mengumpulkan data kemudian membuat coding,
editing dan memproses data yang
dikumpulkan, dalam pelaksanaan penelitian, termasuk juga proses analisa data
serta membuat pelaporan. Oleh Suchman
(1967) desain dalam pelaksanaan penelitian dibagi atas :[3]
ü Desain Sampel
ü Desain Alat (instrument) dan
ü Desain Analisis
1.
Desain Sampel
Desain sampel yang akan
digunakan dalam operasional penelitian amat tergantung dari pandangan
efisiensi, yaitu :
·
Mendefinisikan populasi
·
Menentukan besarnya
sampel
·
Menentukan sampel yang
representatif
2.
Desain dari instrument atau alat
Yang
dimaksud dengan alat disini adalah alat untuk mengumpulkan data. Walau metode
penelitian apa saja yang digunakan, masalah desain terhadap alat untuk
mengumpulkan data sangat menentukan dalam pengujian hipotesis. Alat yang
digunakan dapat saja sangat berstruktur (seperti check list dari questionair
atau schedule), kurang berstruktur (seperti
interview guide), ataupun suatu outline biasa di dalam mencatat
pengamatan langsung. Pemilihan alat harus dievaluasikan sebaik mungkin sehingga
alat tersebut cocok dengan informasi yang diinginkan untuk memperoleh data yang
cukup reliable. Kecuali dalam
penelitian percobaan, maka alat yang digunakan dalam penelitian sosial sukar
menjamin terdapatnya validitas mutlak dari obsrvasi data. Satu alat bisa saja
untuk satu kegunaan, tetapi menjadi tidak valid untuk tujuan yang lain. Secara
umum desain dari alat haruslah dievaluasikan sebelum digunakan untuk dapat
menjamin efisiensi dalam mengumpulkan keterangan-keterangan yang diperlukan
untuk menguji hipotesis.
3.
Desain Analisis
Secara ideal desain analisis sudah dikerjakan lebih dahulu sebelum
pengumpulan data dimulai. Jika desain dalam memformulasikan hipotesis sudah
cukup baik, maka desain analisis secara pararel dapat dikembangkan dari desain
merumuskan hipotesis tersebut. Hipotesis tersebut dianggap baik jika ia
konsisten dengan analisis yang akan dibuat.
Dalam desain analisis, maka diperlukan sekali alat-alat yang digunakan
untuk membantu analisis. Penggunaan statistik yang tepat yang sesuai dengan keperluan analisis harus dipilih sebaik-baiknya.[4]
C. Unsur-Unsur Desain Penelitian Kualitatif
Pada hakikatnya desain penelitian
kualitatif ini bersifat “emergent” atau tidak dapat dimantapkan pada taraf
permulaan dan baru mendapat bentuk yang lebih jelas sepanjang penelitian itu
dijalankan, namun untuk kepentingan penulisan laporan, peneliti sebaiknya
membuat suatu desain yang dapat menjadi bahan untuk dipertimbangkan kebenarannya.
Dianjurkan agar peneliti mengadakan survey
pendahuluan agar diperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai
masalah penelitiannya.
Dalam penyusunan desain penelitian
kualitatif, Bogdan dan Biklen (1982) menjelaskan unsur-unsur
penelitian kualitatif, yaitu :[5]
1. Menentukan
fokus penelitian.
Penelitian kualitatif memilih pokok
permasalahan yang akan diteliti. Masalah yang akan diteliti, yang
pada awalnya masih umum dan samar-samar akan bertambah jelas dan mendapat fokus
setelah peneliti berada dalam lapangan. Perumusan permasalahan mempunyai rencana penting dalam mengarahkan
penelitian dan setiap permasalahan yang telah dirumuskan ada kemungkinan
mengalami perubahan.
2. Penyesuaian Paradigma
Penelitian dengan teori
Dalam
penelitian kualitatif temuan-temuan lapangan dapat memunculkan teori baru. Teori
baru tersebut seharusnya sesuai dengan paradigma yang dihasilkan teori
tersebut. Tidak dipastikan terlebih dahulu teori apa yang akan dijadikan pegangan.
Namun tidak berarti bahwa penelitian naturalistik sama sekali tidak memerlukan
teori. Dalam mengadakan tafsiran untuk mengetahui maknanya, peneliti dengan
sendirinya akan menggunakan teori yang dianggapnya dapat membantunya. Namun
tidak berpegang pada satu teori.
3. Menentukan
sumber data lokasi para responden
Dalam penelitian naturalistik yang
dijadikan sampel hanyalah sumber yang dapat memberikan informasi. Sampel dapat
berupa hal, peristiwa, manusia, situasi yang diobservasi. Sering sampel berupa
responden yang dapat diwawancarai.
Untuk memperoleh informasi tertentu
sampling dapat diteruskan sampai
dicapai taraf “redundancy”, ketuntasan atau kejenuhan, artinya bahwa
dengan menggunakan responden selanjutnya boleh dikatakan tidak lagi diperoleh
tambahan informasi baru yang berarti.
Perencanaan
sampling dilakukan dengan dasar pertimbangan, sebagai berikut:
a.
Menyiapkan indentifikasi unsur-unsur awal
b.
Menyiapkan munculnya sampel secara purposive
c.
Memfokuskan sampel secara kontiniu
d.
Menetapkan kapan sampling dihentikan
4. Menentukan
tahap-tahap penelitian
Dalam penelitian dirumuskan bagaimana proses berlangsungnya penelitian
dari suatu tahap ketahap berikutnya. Tahapan tersebut meliputi tiga tahap,
yaitu:
a.
Tahap
Orientasi
b. Tahap eksplorasi
c. Memberi chek dengan mengecek
temuan akhir
5.
Menentukan instrumen penelitian
Instrumen yang utama ialah peneliti
itu sendiri. Pada awal penelitian, penelitilah alat satu-satunya. Ada
kemungkinan hanya dialah yang merupakan
alat sampai akhir penelitian. Namun setelah penelitian berlangsung selama waktu
tertentu, diperoleh fokus yang lebih jelas, maka ada kemungkinan untuk
mengadakan angket dan wawancara yang lebih berstruktur untuk memperoleh data ulang
yang lebih spesifik.
6.
Merencanakan Pengumpulan Data
Untuk
mendapatkan informasi sesuai dengan tujuan penelitian, peneliti mengandalkan
teknik-teknik pengumpulan data, misalnya wawancara, observasi serta analisis
dokumen.
7.
Merencanakan Prosedur Analisis.
Analisis dilakukan sepanjang
penelitian dan dilakukan terus-menerus dari awal sampai akhir penelitian.
Pengamatan tidak mungkin tanpa analisis dan tafsiran untuk mengetahui apa
maknanya. Analisis dilakukan untuk mengembangkan hipotesis dan teori
berdasarkan data yang diperoleh.[6]
8.
Merencanakan logistik.
Peneliti harus memikirkan hal-hal
yang diperlukan sebelum, sewaktu dan sesudah penelitian di lapangan, misalnya mempertimbangkan
kebutuhan perlengkapan awal sebelum penelitian dilaksanakan, perlengkapan
sebelum kunjungan lapangan, perlengkapan pada waktu berada dilapangan, dan
lain-lain.
9.
Pemeriksaan Keabsahan Data
Keabsahan data dalam penelitian kualitatif yang diperoleh dari lapangan
diperiksa melalui kriteria dan teknik tertentu. Ada empat Kriteria yang dapat
digunakan untuk memeriksa keabsahan data, yaitu kepercayaan (credibility),
keteralihan (transferability), ketergantungan (dependability) dan kepastian
(confirmability).[7]
D.
Jenis-Jenis Desain
Penelitian
Mc Grath (1970) membagi desain penelitian atas lima,
yaitu percobaan dengan kontrol, studi, survey, investigasi, dan penelitian
tindakan. Sedangkan Barnes (1964)
membagi desain penelitian atas :[8]
·
Studi “Sebelum-sesudah” dengan kelompok kontrol
·
Studi “Sesudah Saja” dengan kelompok kontrol
·
Studi “Sebelum-sesudah” dengan satu kelompok
·
Studi “Sesudah Saja” tanpa kontrol dan,
·
Percobaan ex post facto.
Sedangkan Selletiz,
et al. (1964) membagi desain penelitian atas tiga yaitu :
·
Desain untuk studi eksploratif dan formulatif
·
Desain untuk studi deskreptif
·
Desain untuk studi menguji hipotesa kausal
Shah
(1972) mencoba membagi desain penelitian atas 6 jenis yaitu :
·
Desain untuk penelitian yang ada kontrol
·
Desain untuk studi deskriptif dan analitis
·
Desain untuk studi lapangan
·
Desain untuk studi dengan dimensi waktu
·
Desain untuk studi evaluative-nonevaluatif dan
·
Desain dengan menggunakan data primer atau
sumber data sekunder
1. Desain
Penelitian yang ada Kontrol
Desain penelitian ini adalah desain percobaan atau desain bukan
percobaan. Kedua desain tersebut mempunyai kontrol. Dalam desain percobaan,
beberapa variable dikontrol dan beberapa merupakan kontrol. Dalam percobaan, si
peneliti mengadakan manipulasi terhadap beberapa variable atau faktor yang
merupakan fenomena yang meyebabkan munculnya hasil yang sedang diteliti. Desain
percoban ini biasanya dipakai untuk meneliti fenomena natural.[9]
2. Desain
Penelitian Deskriptif-Analitis
Penelitian yang noneksperimental dapat dibagi atas peneltian deskreptif
dan penelitian analitis. Penelitian deskreptif
adalah studi untuk menemukan fakta dengan interpretasi yang tepat. Dalam
desain studi deskreptif yang berkehendak hanya untuk mengenal fenomena-fenomena
untuk keperluan studi selanjutnya. Dalam studi deskriptif juga termasuk :
a) Studi
untuk melukiskan secara akurat sifat-sifat dari beberapa fenomena, kelompok
atau individu dan
b) Studi
untuk menentukan frekuensi terjadinya suatu keadaan untuk meminimisasikan dan
memaksimumkan realibilitas.
Desain studi analisis lebih banyak dibatasi oleh keperluan-keperluan
pengukuran, dan menghendaki suatu desain yang menggunakan model seperti pada
desain percobaan.
Sesuai dengan metode penelitian, maka desain deskriptif dan analisa
dapat dibagi pula atas tiga, yaitu :
desain studi historis, desain studi kasus dan desain surve. Seperti sudah
dijelaskan, metode penelitian sejarah mencakup empat aspek yaitu ; historis,
menguji secara kritis asal dan keaslian sumber sejarah serta validitas dari isi
sumber tersebut memberikan interpretasi dan pengelompokan dari fakta-fakta
serta hubungannya dan formulasi serta melukiskan hasil penemuan (Gee, 1950).[10]
3. Desain
Penelitian Lapangan atau Bukan
Desain percobaan dapat dilihat dari sudut apakah penelitian tersebut
merupakan setting dengan menggunakan lapangan atau tidak. Desain
penelitian sejarah, misalnya kurang menggunakan penelitian lapangan, karena
banyak kerja penelitian dilakukan untuk mendapatkan dokumen-dokumen di museum,
perpustakaan dan sebagainya. Sebaliknya, desain untuk penelitian percobaan
lebih banyak dilakukan dilapangan. Keadaan serta tingkat kontrol yang dapat
dilakukan juga dipengaruhi oleh ada tidaknya kerja lapangan dalam penelitian.
4. Desain
Penelitian dalam hubungan dengan waktu
Dalam hubungannya dengan waktu serta pengulangan penelitian, maka
penelitian percobaan dan penelitian dengan menggunakan metode sejarah memakai
desain di mana penyelidikan dilakukan dalam suatu interval waktu tertentu.[11]
5. Desain
dengan Tujuan Evaluatif atau Bukan
Suchman (1967) memberi definisi penelitian evaluasi
sebagai penentuan (apakah berdasarkan opini, catatan, data subjek atau obyek)
hasil (apakah baik atau tidak baik, sementara atau permanen, segera ataupun
ditunda) yang diperoleh dengan beberapa kegiatan (suatu program, sebagian dari program, dan sebagainya) yang dibuat
untuk memperoleh suatu tujuan tentang nilai atau permormance. Desain
penelitian evaluatif harus selalu mengenai perubahan yang terjadi menurut
waktu.[12]
6. Desain
Penelitian dengan Data Primer/Sekunder
Sebagaian besar dari tujuan desain penelitian adalah untuk memperoleh
data yang relevan, dapat dipercaya, dan valid. Dalam mengumpulkan data, maka si
peneliti dapat bekerja sendiri untuk mengumpulkan data atau menggunakan data
orang lain. Jika data primer yang diinginkan, maka sipeneliti dapat menggunakan
teknik dan alat untuk mengumpulkan data seperti observasi langsung, menggunakan
informan, menggunakan questionair, schedule dan sebagainya.
Jika data yang diinginkan adalah data primer, maka desain yang dibuat
harus menjamin pengumpulan data yang efesien dengan alat dan teknik serta
karakteristik dari responden. Jika peneliti ingin menggunakan data sekunder,
maka si peneliti harus mengadakan evaluasi terhadap sumber, keadaan data
sekundernya, dan juga si peneliti harus menerima limitasi-limitasi dari data
tersebut.
Desain penelitian merupakan perpaduan antara kepustakaan dan revisi,
dimana suatu keputusan yang diambil selalu diringi dengan pengaruh adanya
keseimbangan dalam proses. Tiap keputusan harus disandarkan kepada metode
ilmiah, tetapi menterjemahkan keputusan tersebut dalam suatu prosedur
operasional yang khas memerlukan seni dan keterampilan. Desain yang ideal
sekurang-kurangnya harus mempunyai ciri-ciri berikut ini (Suchman):
ü Dibentuk
berdasarkan metode ilmiah
ü Dapat
dilaksanakan dengan data dan teknik yang ada
ü Cocok
untuk tujuan penelitian, dalam artian harus menjamin validitas penemuan untuk
memecahkan masalah
ü Harus
ada orginalitas dalam membuat desain yang inventif sifatnya.
ü Ada
keindahan dalam desain, dalam artian bahwa desain tersebut seimbang.
ü Desain
harus cocok dengan biaya penelitian, dan dengan kemampuan sumber manusia.
Desain memberi pegangan yang lebih jelas kepada peneliti dalam
melakukan penelitiannya . Dalam desain antara lain harus ada :
a) Populasi
sasaran
b) Metode
sampling
c) Besar
sampling
d) Prosedur
pengumpulan data
e) Cara-cara
menganalisis data setelah terkumpul
f) Perlu
tidaknya statistik
g) Cara
mengambil penelitian
Desain penelitian selain memberi gambaran yang jelas tentang apa yang
harus dilakukan juga memberi gambaran tentang macam-macam kesulitan yang akan
dihadapi yang mungkin juga telah dihadapi oleh para peneliti lain.[13]
Bentuk-bentuk desain penelitian :
1) Desain
Survey : Suatu penelitian survey, survey bertujuan untuk mengumpulkan informasi
tentang orang yang jumlahnya besar, dengan cara mewawancarai sejumlah kecil
dari populasi itu. Survey dapat digunakan dalam penelitian yang bersifat
eksploratif, deskriptif, maupuan eksperimental.
2) Desain
Case Study adalah bentuk penelitian yang mendalam tentang suatu aspek
lingkungan sosial termasuk manusia di dalamnya.
3) Desain
Eksperimen
E.
Sistematika
Penelitian Kualitatif
Secara
esensial terdapat beberapa kesulitan didalam membuat desain penelitian
kualitatif dengan menggunakan model umum. Hal ini disebabkan oleh:[14]
i.
Desain penelitian kualitatif itu
adalah penelitiannya sendiri
ii.
Masalah dan tujuan penelitian
kualitatif yang amat beragam dan kasuistik sehingga sulit membuat kesamaan
desain penelitian yang bersifat umum, dengan kata lain, masalah dan tujuan
penelitian kualitatif bersifat kasuistik.
Contoh
format desain penelitian kualitatif:
I.
Pendahuluan
a.
Latar Belakang
b.
Identifikasi Masalah
c.
Batasan Masalah
d.
Rumusan Masalah
e.
Tujuan Penelitian
f.
Manfaat Penelitian
II.
Kajian Teori dan Kerangka Pikir
a.
Kajian Teori
b.
Penelitian Yang Relevan
c.
Kerangka Pikir
III.
Metodologi Penelitian
a.
Lokasi Penelitian
b.
Waktu Penelitian
c.
Bentuk Penelitian
d.
Sumber Data
e.
Teknik Pengumpulan Data
f.
Teknik Cuplikan/Sampling
g.
Validitas Data
h.
Teknik Analisis
IV.
Pembahasan dan Analisis
a.
Deskripsi Data
b.
Pembahasan/Analisis
c.
Pokok-Pokok Temuan Penelitian
d.
Analisis Justifikasi
V.
Penutup
a.
Simpulan
b.
Implikasi
c.
Rekomendasi
Daftar Pustaka
Lampiran
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa:
1)
Desain penelitian
merupakan bagian dari perencanaan penelitian yang menunjukkan usaha peneliti
dalam melihat apakah penelitian yang direncanakan telah memiliki validitas
internal dan eksternal yang komprehensif.
2)
Pada penelitian
kualitatif, bentuk desain dimungkinkan bervariasi karena sesuai dengan bentuk
alami penelitian kualitatif itu sendiri yang mempunyai sifat emergent dimana
phenomena muncul sesuai dengan apa yang dijumpai peneliti dalam proses
penelitian di lapangan.
3)
Desain penelitian pada
umumnya mengandung unsur-unsur seperti berikut:
a) fokus penelitian b) paradigma penelitian c) kesesuaian antara paradigma dengan
teori yang dikembangkan d) sumber data yang dapat digali e) tahapan penelitian
f) instrumen penelitian g) rencana pengumpulan data dan pencatatannya
h) rencana analisis data i) rencana tingkat kepercayaan dan kebenaran penelitian
j) rencana lokasi dan tempat penelitian k) etika penelitian l) rencana penulisan dan penyelesaian penelitian.
4)
Desain penelitian
kualitatif seringkali tidak dinyatakan secara detail, bersifat fleksibel tumbuh
dan berkembang sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada di lapangan
5)
Hasil penelitian lebih
bersifat terbuka dan tidak membatasi variabel seperti dalam penelitian
kualitatif.
6)
Instrumen penelitian
kualitatif pada umumnya lebih bersifat internal, dan subyektif yang
direfleksikan dengan “peneliti sebagai instrumen”.
DAFTAR
PUSTAKA
Bungin, Burhan (Ed.), Metodologi
Penelitian Kualitatif, Jakarta: Raja Grafindo, 2001.
Mulyana, Dedi, Metodologi Penelitian Kualitatif.
Bandung : Remaja Rosdakrya, 2003.
Nazir, Moh, Metode
Penelitian. Bogor : Ghalia Indonesia, 2014.
Rumengan, Jemmy, Metodologi Penelitian,
Bandung: Ciptapustaka
Media Perintis, 2013.
Syahrum dan Salim, Metodologi
Penelitian Kualitatif. Bandung : Citapustaka Media Perintis, 2012.
[1] Jemmy
Rumengan, Metodologi Penelitian, (Bandung; Ciptapustaka Media Perintis, 2013)
Hlm. 48
[2] Moh.Nazir, Metode Penelitian (Bogor : Ghalia Indonesia, 2014) , Hlm: 70
[3] Moh.Nazir, Metode Penelitian (Bogor : Ghalia Indonesia, 2014) , Hlm: 72
[4] Moh.Nazir, Metode Penelitian (Bogor : Ghalia Indonesia, 2014) , Hlm: 73
[5] Salim dan Syahrum, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung
: Citapustaka Media, 2012), Hlm: 186
[6] Ibid, Hlm: 190
[7] Ibid, Hlm: 191
[8] Moh.Nazir, Metode Penelitian (Bogor : Ghalia Indonesia, 2014) , Hlm: 74
[9] Ibid, Hlm : 74
[10] Ibid, Hlm : 75
[11] Dedi
Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung : Remaja Rosdakrya, 2003),
158
[12] Moh.Nazir, Metode Penelitian (Bogor : Ghalia Indonesia, 2014) , Hlm: 76
[13] Dedi
Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung : Remaja Rosdakrya, 2003), 160
[14] Burhan
Bungin (Ed.), Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta;
Rajagrafindo, 2001), Hlm. 60-65
Tidak ada komentar:
Posting Komentar