BAB I
PENDAHULUAN
Seiring perkembangan
zaman problematika peserta didik di sekolah semakin beragam. Jalan pikiran
mereka menjadi terbagi dengan masalah diluar sekolah dan di dalam sekolah.
Suatu tindak layanan sekolah pada peserta didik dengan bimbingan konseling yang
mengarahkan para peserta didik untuk mengetahui bakat dan potensi dalam diri
mereka.
Bimbingan konseling
biasanya berbicara mengenai aspek psikologis, ini akan sangat penting jika ada
banyak gangguan psikis pada peserta didik yang biasanya tertekan masalah dan
tidak mampu menangkap pelajaran dengan baik. Bimbingan konseling juga sangat
penting posisinya untuk membimbing siswa untuk memotivasi diri bahwa mereka
adalah suatu pribadi yang unik dan mampu bersaing.
Perlunya bimbingan
konseling dapat berfungsi sebagai pemantau masalah-masalah siswa yang berkaitan
tentang masalah kelainan tingkah laku dan adaptasi. Sulitnya salah satu siswa
untuk bergaul dan cenderung mengasingkan diri dari teman-temannya memiliki akar
permasalahan yang biasanya beruntun.
BAB II
PEMBAHASAN
LATAR BELAKANG PERLUNYA BIMBINGAN KONSELING DI SEKOLAH
Seiring perkembangan zaman, problematika peserta didik di sekolah
semakin beragam. Jalan pikiran mereka menjadi terbagi dengan masalah diluar
sekolah dan di dalam sekolah. Suatu tindak layanan sekolah pada peserta didik
dengan bimbingan konseling yang mengarahkan para para peserta didik untuk
mengetahui bakat dan potensi dalam diri mereka.
Bimbingan konseling biasanya berbicara mengenai aspek psikologis, ini
akan sangat penting jika ada banyak gangguan psikis pada peserta didik yang
biasanya tertekan masalah dan tidak mampu menangkap pelajaran dengan baik.
Bimbingan konseling juga sangat penting posisinya untuk membimbing siswa untuk
memotivasi diri bahwa mereka adalah suatu pribadi yang unik dan mampu bersaing.
Perlunya bimbingan konseling dapat berfungsi sebagai pemantau masalah-masalah
siswa yang berkaitan tentang masalah kelainan tingkah laku dan adaptasi.
Sulitnya salah satu siswa untuk bergaul dan cenderung mengasingkan diri dari
teman-temannya memiliki akar permasalahan yang biasanya beruntun.
Bimbingan dan konseling merupakan salah satu komponen dalam keseluruhan
sistem pendidikan khususnya di sekolah; guru merupakan salah satu pendukung
unsur pelaksana pendidikan yang mempunyai tanggung jawab sebagai pendukung
pelaksana layanan bimbingan pendidikan di sekolah, dituntut untuk memiliki
wawasan yang memadai terhadap konsep-konsep dasar bimbingan dan konseling di
sekolah.
Peserta didik tidak hanya memerlukan materi – materi pelajaran sekolah,
materi bimbingan konseling pun perlu, karena pada dasarnya setiap kehidupan
pasti ada masalah. Memang sebagian orang bisa mengatasi masalahnya sendiri,
tetapi tidak sedikit juga orang yang memerlukan bantuan orang lain untuk
menyelesaikan masalah – masalah tersebut. Jadi apabila peserta didik tetap
dibiarkan memiliki masalah tanpa dibantu, bagaimana mungkin peserta didik bisa berkonsentrasi untuk memahami atau
berfikir mengenai pelajarannya. Kalau ia masih punya beban fikiran yang lain.
Maka dari itu bimbingan dan konseling disekolah sangatlah diperlukan.
Faktor-faktor yang melatarbelakangi muncul dan
diperlukannya bimbingan dan konseling:
1. Latar Belakang
Psikologis
Latar belakang psikologis dalam BK memberikan pemahaman tentang tingkah
laku individu yang menjadi sasaran (klien). Hal ini sangat penting karena
bidang garapan bimbingan dan konseling adalah tingkah laku klien, yaitu tingkah
laku yang perlu diubah atau dikembangkan untuk mengatasi masalah yang dihadapi.[1]
Peserta didik sebagai individu yang dinamis dan berada
dalam proses perkembangan, memiliki kebutuhan dan dinamika dalam interaksi
dengan lingkungannya. Di samping itu, peserta didik senantiasa mengalami
berbagai perubahan sikap dan tingkah lakunya. Proses perkembangan tidak selalu
berlangsung secara linier (sesuai dengan arah yang diharapkan atau norma yang
dijunjung tinggi), tetapi bersifat fluktuatif dan bahkan terjadi stagnasi atau
diskontinuitas perkembangan.[2]
Latar belakang dari segi psikologis menyangkut masalah
perkembangan individu, perbedaan individu, kebutuhan individu penyesuaian diri serta masalah belajar.
2. Latar Belakang Sosial
Budaya
Individu merupakan biopsikososiospiritual, yang artinya bahwa individu
makhluk biologis, psikologis, sosial dan spiritual. Setiap anak sejak lahir
tidak hanya mampu memenuhi tuntutan biologisnya, tepapi juga tuntutan budaya di
mana individu itu tinggal, tuntutan budaya itu dilakukan agar segala dampak modrenisasi
dapat di filter oleh individu tersebut secara otomatis, serta individu
diharapkan dapat menyesuaikan tingkah lakunya sesuai dengan budaya yang sudah
ada, agar dapat di terima dengan baik oleh lingkungan tersebut. Untuk
mengembangkan semua kemampuan penyesuaian tersebut, sangat diperlukan sebuah
bimbingan.
Terkait dengan layanan bimbingan dan konseling di Indonesia, Moh. Surya
mengatakan tentang tren bimbingan dan konseling multikultural, bahwa bimbingan
dan konseling dengan pendekatan multikultural sangat tepat untuk lingkungan
berbudaya plural seperti Indonesia. Bimbingan dan konseling dilaksanakan dengan
latar belakang berlandaskan semangat bhinneka tunggal ika, yaitu kesamaan di
atas keragaman. Layanan bimbingan dan konseling hendaknya lebih berpangkal pada
nilai-nilai budaya bangsa yang secara nyata mampu mewujudkan kehidupan yang
harmoni dalam kondisi pluralistik.[3]
3. Latar Belakang Agama
Setiap individu merupakan makhluk Tuhan yang pada dasarnya sama memiliki
fitrah sebagai khalifah dan hamba-Nya. Dalam kategori ini pun, sangat
diperlukan sekali bimbingan terhadap setiap tantangan dimensi spiritualitas
individu, seperti: dekadensi moral, budaya hedonistik, dan penyakit hati. Bimbingan
dalam hal ini diperuntukan agar setiap individu mampu memandang setiap
tantangan kearah positif bukan malah terjerumus kearah negative, sehingga
kehidupan dapat dijalani sesuai dengan kaidah-kaidah agama.
Dalam landasan agama,
bimbingan dan konseling diperlukan penekanan pada 3 hal pokok:
a. Keyakinan bahwa manusia
dan seluruh alam adalah mahluk Tuhan
b. Sikap yang mendorong
perkembangan dan perikehidupan manusia berjalan kearah dan sesuai dengan
kaidah-kaidah agama
c. Upaya yang
memungkinkan berkembang dan dimanfaatkannya secara optimal suasana dan
perangkat budaya serta kemasyarakatan yang sesuai dengan kaidah-kaidah agama
untuk membentuk perkembangan dan pemecahan masalah individu
Landasan
religius bimbingan dan konseling pada dasarnya ingin menetapkan klien sebagai
makhluk Tuhan dengan segenap kemuliaannya menjadi fokus sentral upaya bimbingan
dan konseling. Pembahasan landasan religius ini, terkait dengan upaya
mengintegrasikan nilai-nilai agama dalam proses bimbingan dan konseling.
4. Latar Belakang
Pendidikan
Bimbingan dan
konseling diperlukan untuk mengembangkan pendidikan yang bersifat meninggi,
meluas dan mendalam. Meninggi artinya membantu membimbing individu memilih
jenjang pendidikan yang lebih tepat, karena semakin bertambahnya kesempatan dan
kemungkinan untuk mencapai tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Serta sangat
diperlukan untuk membuat individu lebih mandiri
dan berkembang secara optimal dalam berbagai bimbingan, seperti:
bimbingan pribadi, sosial, belajar dan bimbingan karir melalui berbagai jenis
kegiatan bimbingan, sehingga pendidikan dapat berjalan dengan lancar dengan
adanya bimbingan dan konseling.
Arah meluas tampak dalam pembagian sekolah dalam berbagai jurusan khusus
dan sekolah kejuruan. Hal ini menimbulkan kebutuhan akan bimbingan untuk
memilih jurusan yang khusus dan memilih bidang studi yang tepat bagi setiap
murid. Arah mendalam tampak dalam berkembangnya ruang lingkup dan keragaman
disertai dengan pertumbuhan tingkat kerumitan dalam tiap bidang studi. Hal ini
menimbulkan masalah bagi murid untuk mendalami tiap bidang studi dengan tekun.
Perkembangan ke arah ini bersangkut paut pula dengan kemampuan dan sikap serta
minat murid terhadap bidang studi tertentu. Ini semua menimbulkan akibat bahwa
setiap murid memerlukan perhatian yang bersifat individual dan khusus. Dalam
hal ini pula terasa sekali kebutuhan akan bimbingan di sekolah.[4]
Untuk menuju tercapainya pribadi yang berkembang, maka kegiatan
pendidikan hendaknya bersifat menyeluruh yang tidak hanya berupa kegiatan
instruksional (pengajaran), akan tetapi meliputi kegiatan yang menjamin bahwa
setiap anak didik secara pribadi mendapat layanan sehingga akhirnya dapat
berkembang secara optimal. Kegiatan pendidikan yang diinginkan seperti tersebut
di atas, adalah kegiatan pendidikan yang ditandai dengan pengadministrasian
yang baik, kurikulum beserta proses belajar mengajar yang memadai, dan layanan
pribadi kepada anak didik melalui bimbingan.
Dalam hubungan inilah bimbingan mempunyai peranan yang amat penting
dalam pendidikan, yaitu membantu setiap pribadi anak didik agar berkembang
secara optimal. Dengan demikian maka hasil pendidikan sesungguhnya akan
tercermin pada pribadi anak didik yang berkembang baik secara akademik,
psikologis, maupun sosial.
Ada tiga hal pokok
yang menjadi latar belakang perlunya bimbingan dilihat dan segi pendidikan.
v Pertama adalah
dilihat dan hakikat pendidikan sebagai suatu usaha sadar dalam mengembangkan
kepribadian. Hal ini mengandung implikasi bahwa proses pendidikan menuntut
adanya pendekatan yang lebih luas dari pada sekedar pengajaran. Pendekatan yang
dimaksud adalah pendekatan pribadi melalui layanan bimbingan dan konseling.
v Kedua, pendidikan
senantiasa berkembang secara dinamis dan karenanya selalu terjadi perubahan
perubahan dan penyesuaian dalam komponen-komponennya. Menghadapi perkembangan
ini para siswa sebagai subjek didik memerlukan bantuan dalam penyesuaian diri
melalui layanan bimbingan.
v Ketiga pada
hakikatnya guru mempunyai peranan yang tidak hanya sebagai pengajar,tetapi
lebih luas dari itu, yaitu sebagai pendidik. Sebagai pendidik, maka guru harus
dapat menggunakan pendekatan pribadi dalam mendidik para siswanya. Pendekatan
pribadi ini diwujudkan melalui layanan bimbingan.
5. Latar Belakang
Perkembangan IPTEK
Di era ini ilmu pengetahuan,
informasi dan teknologi berkembang sangat pesat, oleh karena itu diperlukannya
Bimbingan dan Konseling, agar individu dapat mengetahui dampak positif dan
negatifnya dari perkembangan tersebut. Lewat Bimbingan dan Konseling, individu
diarahkan kepada dampak positif dari IPTEK yang lebih ditujukan pada
penerapan teknologi yang harus dimilliki dan dikuasai karena semakin
kompleksnya jenis-jenis dan syarat pekerjaan serta persaingan antar individu.
Dengan teknologi
jaringan tidak hanya mata kuliah atau bidang studi saja yang bisa memanfaatkan
teknologi tinggi, melainkan hampir sebagian besar proses belajar mengajar termasuk
BK (Bimbingan Konseling) atau Bimbingan Karier sudah bisa memanfaatkan
teknologi.
Terkait sasaran
layanan makin kompleks, diperlukan pelayanan BK yang profesional. Salah satu
syarat pekerjaan profesional itu adanya komitmen menerapkan keahlian. Lembaga
ataupun sekolah harus selalu menyiapkan guru BK yang adaptif dengan perubahan
iptek sehingga teori yang dipelajari relevan dengan tugas BK.
Dengan teknologi
khususnya jaringan komputer baik Intranet maupun Internet proses belajar
mengajar, proses interaksi antara konselor dan klien bisa dilakukan kapan saja
dan dimana saja tanpa dibatasi ruang dan waktu. Dengan demikian peran teknologi
tinggi dalam dunia pendidikan khususnya Bimbingan dan Konseling sangat
dibutuhkan untuk mendapatkan hasil yang sesuai dan maksimal.
Bimbingan merupakan bagian integral dari proses pendidikan dan memiliki
kontribusi terhadap keberhasilan proses pendidikan disekolah
(Juntika,2005). Berdasarkan pernyataan
di atas dapat dipahami bahawa proses pendidikan disekolah termasuk madrasah
tidak akan berhasil secara baik apabila tidak didukung oleh penyelenggaraan
bimbingan secara baik pula.[5]
Sekolah dan madrasah memiliki tanggung jawab yang besar membantu siswa
agar berhasil dalam belajar. Untuk itu sekolah dan madrasah hendaknya
memberikan bantuan kepada siswa untuk mengtasi masalah-masalah yang timbul
dalam kegiatan belajar siswa. Dalam kondisi seperti ini, pelayanan bimbingan
dan konseling sekolah dan madrasah sangat penting untuk dilaksanakan guna
membantu siswa mengatasi berbagai masalah yang dihadapinya.
Secara umum masalah-masalah yang dihadapi oleh individu khususnya oleh
siswa di sekolah dan madrasah sehingga memerlukan bimbingan dan konseling
adalah: (1) masalah-masalah pribadi, (2) masalah belajar (masalah-masalah yang
menyangkut pembelajaran), (3) masalah pendidikan, (4) masalah karir atau
pekerjaan, (5) penggunaan waktu senggang, (6) masalah-masalah sosial dan lain
sebagainya.[6]
Pelayanan bimbingan dan konseling telah menjadi salah satu pelayanan
yang penting dan dibutuhkan disetiap sekolah termasuk madrasah. Menurut Suradi
(1996) dan Salwa (2004) ada sepuluh alasan mengapa pelayanan bimbingan
konseling perlu diadakan khususnya disekolah yaitu :
1. Membantu siswa agar
berkembang dalam semua bidang
2. Membantu siswa untuk
membuat pilihan yang sesuai pada semua tingkatan sekolah
3. Membantu siswa
membuat perencanaan dan pemilihan karier di masa depan (setelah tamat)
4. Membantu siswa
membuat penyesuaian yang baik disekolah dan juga diluar sekolah
5. Membantu dan
melengkapi upaya yang dilakukan orang tua di rumah
6. Membantu mengurangi
atau mengawasi dan kelambanan dalam sistem pendidikan
7. Membantu siswa yang
memerlukan bantuan khusus
8. Menambah daya tarik
sekolah terhadap masyarakat (user)
9. Membantu sekolah dalam mencapai sukses pendidikan (akademik)
baik pada tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi; dan
10. Membantu mengatasi
masalah disiplin pada siswa.
Paparan di atas menjelaskan bahwa pelayanan bimbingan dan konseling
perlu diadakan disekolah-sekolah karena pelayanan ini dapat membantu para siswa
mencapai tujuan yang diinginkan, membantu siswa untuk meningkatkan pencapaian
akademik dan mengembangkan siswa untuk meningkatakan pencapaian akademik dan
mengembangakan potensi yang ada pada diri mereka agar mereka dapat menghasilkan
perubahan positif dalam dirinya sendiri. Selain itu, melalui pelayan bimbingan
dan konseling, para siswa disekolah dan madrasah juga berpeluang untuk menyatakan
perasaan dan berbagai masalah yang mereka hadapi kepada guru bimbingan
konseling.[7]
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Bimbingan
dan konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara
perorangan maupun kelompok agar mandiri dan bisa berkembang secara optimal,
dalam bimbingan pribadi, sosial, belajar maupun karier melalui berbagai jenis
layanan dan kegiatan pendukung berdasarkan norma-norma yang berlaku.
Landasan
dalam bimbingan dan konseling pada hakekatnya merupakan faktor-faktor yang
harus diperhatikan dan dipertimbangkan khususnya oleh konselor selaku pelaksana
utama dalam mengembangkan layanan bimbingan dan konseling.
Perkembangan
zaman (Globalisasi) menimbulkan perubahan dan kemajuan dalam masyarakat.
Bimbingan dan konseling merupakan salah satu komponen dalam keseluruhan sistem
pendidikan khususnya di sekolah; guru sebagai salah satu pendukung unsur
pelaksana pendidikan yang mempunyai tanggung jawab sebagai pendukung pelaksana
layanan bimbingan pendidikan di sekolah, dituntut untuk memiliki wawasan yang
memadai terhadap konsep-konsep dasar bimbingan dan konseling di sekolah.
Bimbingan dari kata guidance
yang berarti mengarahkan, memandu, mengelola dan menyetir. Faktor-faktor yang
melatarbelakangi perlunya bimbingan dan konseling, yaitu:
- Latar belakang Psikologis
- Latar belakang Sosial budaya
- Latar belakang Agama
- Latar belakang Pendidikan
- Latar belakang Perkembangan IPTEK
DAFTAR PUSTAKA
Prayitno dan Erman Amti. Dasar–Dasar Bimbingan Dan Konseling.
Jakarta: Rineka Cipta.1999.
Tohirin. Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah Dan
Madrasah (Berbasis Integrasi). Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2013
Yusuf, Syamsu, dan A. Juntika
Nurihsan. Landasan Bimbingan Dan
Konseling. Bandung: Remaja Rosdakarya. 2009.
[1] Prayitno. Erman Amti, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling (Jakarta: Rineka Cipta, 2004),
Hal. 170
[3] Syamsu Yusuf dan A. Nurishan
Juntika, Landasan Bimbingan dan Konseling, (Bandung : Remaja Rosdakarya,
2006) h. 57
[4] Ibid, 123-124
[5] Tohirin, Bimbingan Dan Konseling
Di Sekolah Dan Madrasah (Berbasis Integrasi), (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2013), Hal: 11
[6] Ibid, Hal: 11
[7] Ibid, Hal : 13